Sorotan.id – Program Pos Gizi yang dilaksanakan Puskesmas Pemancungan selama 12 hari, berdampak positif terhadap perkembangan bayi dan balita peserta program tersebut.
Kepala Puskesmas Pemancungan drg Dewi Muarofah melalui Kepala Poskeskel Kelurahan Bukit Gado-Gado Marshinta (Shinta) mengatakan, dari 10 orang bayi dan balita peserta program, mengalami peningkatan berat badan mencapai 0,5 kg.
Menurut Shinta kenaikan berat badan ini juga diikuti dengan meningkatnya agretivitas dan daya pikir serta kreativitas si anak.
“Awalnya mereka tidak mau lepas dari orangtua, menangis dan banyak yang tergantung dengan HP, namun setelah mengikuti program, terlihat anak-anak saling berinteraksi dan sibuk dengan permainan edukatif yang kita berikan,” kata Shinta, saat ditemui Jumat (06/01/2023).
Dampak terbesar dari program Pos Gizi ini menurut Shinta adalah, bagaimana mengedukasi para orangtua tentang pola asuh anak, termasuk mengedukasi terkait pemberian makanan bergizi yang sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang anak.
“Kita selalu tekankan kepada para ibu, berikan makanan yang mereka butuhkan, bukan yang mereka suka, pastikan anak mendapat makanan dengan gizi seimbang,” tambah Shinta.
Program Pos Gizi ini, menurut Shinta merupakan salah satu upaya yang cukup efektif dalam menjawab solusi pengatasan masalah Stunting di suatu wilayah.
Di Pos Gizi, lanjutnya, terjadi integrasi berbagai program, edukasi pangan bergizi, pemeriksaan kesehatan rutin terhadap anak seperti pemeriksaan kesehatan gigi, mulut, mata dan kuku, serta permainan edukatif yang menstimulasi kreativitas dan perkembangan otak si anak.
“Kegiatan ini juga melibatkan peran ibu, kader posyandu, serta PKK, sehingga nantinya kita harapkan apa yang telah mereka dapatkan selama mengikuti Program Pos Gizi, dapat mereka terapkan di lingkungan tempat tinggal,” imbuh Shinta.
Ririn salah seorang orangtua peserta program mengatakan, setelah mengikuti Program Pos Gizi, ia mendapatkan banyak hal terkait pola asuh anak yang salah, namun sudah menjadi kebiasaan selama ini yang dilakukan kaum ibu terhadap anak-anaknya.
“Yang paling sering terjadi, saat makan kita mengikuti mau anak, selama dia diam kita anggap masalah selesai, padahal yang mereka makan tidak sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang, atau memberikan mereka HP asal mereka mau makan,” ungkapnya.












