Sorotan.id – Jumlah penumpang kereta api di wilayah kerja PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional II Sumatera Barat (PT KAI Divre II Sumbar) kini mulai meningkat. Jumlah pengguna kereta api di Divre II Sumbar pada 2021 tercatat 642.827 penumpang, dan 2022 sampai Oktober tercatat 1.014.767 penumpang.
Terkait mulai meningkatnya jumlah penumpang kereta api, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar dan pemerintah kabupaten/kota menghendaki agar kereta api bisa beroperasi seperti komuter yang ada di Pulau Jawa.
Vice President PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional (Divre) II Sumbar, Mohamad Arie Fathurrochman mengatakan, apa yang diharapkan oleh Pemerintah Daerah tersebut sudah diakomodir, Karena kereta api yang melayani rute Padang ke Bandara Internasional Minangkabau (BIM) maupun ke arah Naras sudah berfungsi seperti komuter.
“Kereta api Minangkabau Ekspres ini bahkan satu-satunya kereta api bandara di Indonesia yang sering berhenti di setiap stasiun dan shelter,” kata Arie.
Okupansi penumpang rute BIM saat ini juga mulai tumbuh lebih baik karena calon penumpang pesawat mulai memanfaatkan kereta api untuk menuju Padang ataupun Bandara Internasional Minangkabau .
“Dulu lebih banyak penumpang untuk tujuan wisata, sekarang mulai tumbuh penumpang pesawat yang memanfaatkan kereta api,” ungkapnya.
PT KAI Divre II Sumbar juga melakukan berbagai upaya dan inovasi untuk terus meningkatkan okupansi penumpang dan minat masyarakat menggunakan kereta api. Mulai dari memberlakukan tiket khusus untuk penumpang dewasa yang berangkat secara rombongan.
“Jadi tidak hanya anak sekolah saja yang boleh berangkat rombongan dengan menggunakan kereta api, tapi di Sumbar orang dewasa juga boleh berangkat rombongan,” terangnya.
Dengan adanya kebijakan khusus untuk keberangkatan rombongan ini ternyata juga berdampak signifikan terhadap tingkat okupansi yang semakin tinggi akhir-akhir ini.
Selain itu, tingginya okupansi penumpang kereta api pasca pandemi Covid-19 saat ini, karena ada kecenderungan baru pekerja, termasuk ASN, dan pelajar yang berdomisili di Padang dan bekerja di Pariaman atau sebaliknya, menggunakan kereta api sebagai moda transportasi pilihan.
“Diharapkan dengan kondisi ini tidak hanya berdampak okupansi mulai meningkat, tetapi beban kendaraan di jalan juga mulai berkurang,” terangnya.
Menyinggung dioperasikan kembalinya lintas Sawahlunto – Muarakalaban, Arie menjelaskan, pengoperasian kembali lintas tersebut, yang digunakan sebagai lintas Kereta Api Wisata Mak Itam itu adalah salah satu bentuk kontribusi PT KAI dalam mendorong perokonomian dan pariwisata di Kota Sawahlunto.
Tidak hanya KAI, 3 BUMN juga turut berkontribusi, yaitu PT. Bio Farma (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), dan PT Semen Indonesia Grup (Persero) Tbk (SIG).
Selain Lokomotif Uap E1060 (Mak Itam), PT KAI Divre II Sumbar juga mendatangkan Lokomotif Diesel BB 3037804 dari Padang sebagai sarana pembantu apabila lokomotif E1060 (Mak Itam) mengalami gangguan atau sedang melakukan perawatan.
Sedangkan Kereta yang digunakan yaitu kereta I20301 yang merupakan kereta klasik dengan dinding kayu, yang menambah nuansa heritage di KA Wisata tersebut.
“Diharapkan nantinya dengan beroperasinya kereta api wisata Mak Itam dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Kota Sawahlunto dan memberikan manfaat kepada masyarakat Sawahlunto khususnya, dan Sumatera Barat pada umumnya,” pungkas Arie.