Sorotan.id – Benih varietas unggul lokal Bawang Merah Sumbu Marapi terus dikembangkan di Kabupaten Tanah Datar. Lima hektare lahan pertanian dijadikan sebagai lokasi untuk pembibitan.
Dalam pengembangan tersebut, Dinas Pertanian Tanah Datar telah membina dua kelompok tani sebagai penangkar, yaitu kelompok tani Sirona di Kecamatan Limo Kaum dan kelompok tani Borneo Sakato di Kecamatan Pariangan.
“Dengan adanya penangkar benih bawang merah di dua kelompok tani tersebut ketersediaan bibit Sumbu Marapi selalu ada dan menjaga ketersediaan bawang merah di Tanah Datar,” kata Plt Kepala Dinas Pertanian Tanah Datar Sri Mulyani.
Ia menjelaskan bawang merah Sumbu Marapi merupakan bawang merah yang berasal dari Nagari Sungai Sungai Jambu Pariangan yang berada di lereng Gunung Marapi yang disingkat Sumbu Marapi.
Bawang merah Sumbu Marapi ini sangat sesuai tumbuh untuk dataran sedang kurang lebih 600 meter dari permukaan laut (mdpl).
Bawang merah Sumbu Marapi memiliki keunggulan dengan usia tanam yang singkat, yakni 60 – 70 hari dan memiliki ukuran yang sedang sehingga banyak diminati dipasaran.
Selain itu, keunggulan Sumbu Marapi memiliki produktifitas yang tinggi sekitar 15-20 ton perhektare, dan jumlah umbinya perumpun juga banyak serta ukuranya yang sedang dan warna yang menarik.
“Karena keunggulan ini lah bawang merah Sumbu Marapi di daftarkan oleh Bupati Tanah Datar ke Kementrian Pertanian RI untuk menjadi varietas unggul nasional. Alhamdulillah kita telah menerima sertifikat hak paten bahwa varietas unggul lokal sumbu marapi adalah milik Tanah Datar,” jelas Sri Mulyani.
Petani Bawang Merah di Nagari Labuah Kecamatan Lima Kaum Leonard Mario mengucapkan terimaksih kepada Dinas Pertanian maupun Bupati Tanah Datar yang telah mendukung dalam pengembangan bawang merah Sumbu Marapi.
“Sebagai petani maupun penangkar, insyallah akan kami kembangkan terus bawang merah sumbu marapi ini mudahan banyak petani lainnya yang mengikuti kami,” ujarnya.
Ia berharap, kedepannya produksi bawang merah Sumbu Marapi tidak hanya mengisi pasar lokal saja namun juga pasar diluar Sumatera Barat dapat terpenuhi.
“Kalau hasil pruduksinya dibanding varietas lainnya yang pernah saya coba saya tidak akan pindah dari varietas Sumbu Marapi, karena lebih senang masyarakat disegi ukurannya yang menengah dan juga dengan ukuran ini sangat pas untuk bibit,” katanya.