Sorotan.id – Ratusan hektar lahan pertanian warga di tanah datar terancam gagal panen. Hal ini disebabkan kekeringan yang melanda daerah itu sejak satu bulan terakhir.
Lahan pertanian milik warga di kecamatan rambatan dan lima kaum kini mulai menguning akibat tidak mendapatkan pasokan air. Selain itu, tanah sawah pun menjadi retak retak akibat tidak adanya pasokan air yang mencukupi.
“kendala kita kini tidak ada air. Untuk mendapat air kita harus ke atas (sumber air). Itu kita perginya ada beberapa orang,” kata Amril, petani di Jorong Balai Labuah Ateh, Nagari Lima Kaum.
Agar padi tidak mati kata Amril, petani kini harus bergantian mengairi dan menjaga sawah mereka.
” harus dijaga (air), kalau tidak dijaga nanti diambil pula sama yang lain,” lanjutnya.
Hal senada juga diungkapkan Daniel, petani di Jorong Balai Batu, Nagari Lima Kaum. Akibat kekeringan, ia harus mencari air hingga larut malam dan juga berbagi air dengan petani lainnya.
”kalau mendapatkan air susah. Kita gantian sama yang lebih dulu mendapatkan air. Itu 3 jam diairi, petani lain sudah minta. Air yang mengalir cuma sebesar kota rokok,” ujarnya.
Daniel mengaku, jika kondisi ini dibiarkan berlarut larut, dikhawatirkan sebagian besar petani akan mengalami gagal panen.
” liat sawahnya sudah retak, dapat air sedikit sudah diminta sama yang lain,” ungkapnya sambil menunjuk sawah miliknya yang memang telah mulai retak.
Saat ini, petani didua kecamatan tersebut sangat berharap turunnya hujan, agar tanaman padi tidak mati.