Sorotan.id – Masa tanggap darurat 14 hari bencana gempa bumi Pasaman resmi diakhiri hari ini, Kamis, 10 Maret 2022. Penghentian masa tanggap darurat diputuskan dalam rapat gabungan dipimpin Bupati Pasaman, Rabu malam (9/3) di ruang rapat Lt.II Kantor Bupati Pasaman di Lubuk Sikaping.
Rapat berjalan alot hingga tengah malam. Berbagai argumen dan pertimbangan disampaikan, terutama menyangkut kesiapan pengungsi dengan dihentikannya suplay makanan dari dapur-dapur umum, konsekuensi dari berakhirnya masa tanggap darurat.
Komandan Komando Tanggap Darurat Dandim 0305 Pasaman mengusulkan, masa tanggap darurat dihentikan dan dilanjutkan tahap transisi darurat menuju pemulihan.
“Tahap transisi ini masanya lebih panjang, bisa tiga bulan, dan di tahap ini secara berangsur-angsur pengungsi dipulangkan ke rumahnya, dan bagi yang rumahnya rusak berat dibuatkan terlebih dahulu hunian sementara,” kata Dandim Letkol. Inf. Hery Bakty.
Sementara itu, Barus dari Kementerian Sosial RI menyampaikan, suplay bahan pangan dan makanan dari dapur umum yang dikelola kementerian sosial di enam titik pos pengungsian Pasaman, juga akan berakhir seiring berakhirnya masa tanggap darurat.
“Biasanya muncul sedikit gejolak para pengungsi. Biasanya dapat makanan, sekarang kenapa tidak? Hal ini harus disosialisasikan terlebih dahulu ke pengungsi,” kata Barus.
Dalam rapat hingga larut malam itu diputuskan dapur umum akan diganti dengan dapur mandiri yang dikelola komando Transisi Darurat menuju pemulihan, atau juga dapur mandiri yang dikelola kelompok masyarakat dan organisasi lainnya.
Bupati Pasaman Benny Utama mengingatkan, stok bahan makanan di gudang posko induk harus dipastikan tersedia, mengingat masa pemulihan berlangsung panjang dan lama.
“Pemda harus punya dana cadangan, untuk antisipasi habisnya stok bahan kebutuhan pokok di gudang-gudang logistik bantuan yang ada saat ini,” kata bupati.
Data terakhir posko Media Center Tanggap darurat merilis, sedikitnya terdapat hampir 6000 orang mengungsi, 2022 rumah rusak serta hancur, termasuk 32 sekolah, fasilitas Kesehatan, tempat ibadah, fasilitas umum dan lahan usaha ekonomi masyarakat porak poranda di guncang gempa yang dibarengi ‘galodo” di Kabupaten Pasaman pada Jumat (25/2) pekan lalu.
Daerah terparah terdampak gempa, adalah Nagari Malampah, Kecamatan Tiga Nagari, dengan 14 orang meninggal dunia dan ratusan rumah hancur, yang sebagian besarnya rata dengan tanah. (Fajar/LintasSumbar)